Aku berharap hujan datang, agar bersih jejak abu-abu.
Tapi aku tidak ingin menghilangkan apa yang ada,
Biar saja air hujan menyegarkan, mungkin saja derasnya akan memulihkan, atau malah menghapusnya.
Héllen pun tak datang, mungkin reruntuhan tua sengaja tidak dipugar.
Atau menolak kembali utuh menjadi bangunan megah.
Mungkin saja rintiknya ini merasa geli, hanya bercerita bahwa aku ini air hujan, yang bisa saja membuatmu kedinginan atau malah membantu memberikan halaman rumahmu.
Sesukaku akan rintik atau deras, sesukaku juga memposisikan posisiku dimana, aku air yang selalu mengikuti gravitasi, tapi aku pun bisa melawan gravitasi walau akhirnya aku jatuh juga lagi dan lagi.
Ya, dan benar, mungkin atau iya memang, atau tidak bisa hanya berakhir "biarlah", terkesan rumit tapi memang iya, bisa saja dipermudah tapi apa serunya?
Bukankah pelangi sabar menanti matahari walau sirna setelah matahari muncul sempurna?
Bukankah tumpukan kayu itu sabar menanti giliran terbakar api hingga menjadi abu dan sirna bercampur dengan air dan tanah?
Bersenandunglah dalam bisikmu saja, aku? Akan selalu mengingatnya.
Untuk memunculkan kata tanya.
Berceritalah, aku suka mendengar ceritamu, memang aku merasakan yang kamu rasa, tapi aku belum sanggup meredam rasa itu, seperti apa yang diberikan alam padaku. 🙏🏻
Biasanya ketika aku memunculkan gagasan baru aku ingin mendengar komentarmu, tapi kali ini aku tidak ingin mendengar komentarmu, karena aku tidak ingin merubah perasaanku untukmu,Ya, aku mencintaimu, Sudah biarkan rindumu untuk mantanmu, meskipun kadang aku tidak bisa menahan untuk cemburu, tapi bukankah seperti ini esensi mencintai, aku tidak butuh balasan cintamu, aku mencintai rasa ini, jangan merubah perasaanmu, terlebih karena kamu merasa empati padaku, jangan. Tetap seperti yang kamu inginkan dan jangan berhenti mencintai rasa.
Dari sejak saat itu,
Benar aku mencarimu,
Dari sajak kelabumu,
Aku tidak seperti itu,
Sama rasa ini kurasa,
Pandangku juga sama,
Aku pun sebenarnya tau,
Kamu pun juga tau.
Setiap pengulangan akan menemukan maknanya sendiri.
Kamu tahu maksud sebenarnya dari "Cinta tak harus memiliki" atau "Jika kamu bahagia aku pun bahagia" atau bagimu itu hanya kalimat penghias relationship saja? Atau bahkan hanya kamu anggap kalimat gombalan saja.
.
Jika iya IQ mu terlalu jongkok untuk memahami kalimat yang sebenarnya sangat sederhana sekali dan sebenarnya tidak terlalu tulus.
.
Karena didalam aku dan kamu ada Tuhan,
Jadi jika kamu bahagia dengan pacarmu aku lebih bahagia, karena aku juga bagian dari kamu dan pacarmu, jadi kenapa aku harus merebutmu dari pacarmu, aku sudah merasa bahagia jika kamu bahagia.
Saat itu semua berubah.
Langit biru berhias awan putih tipis berubah hitam berhias sungai bintang, beberapa meteor melintas dan bulan bulat tapi hanya tampak seperti sabit.
Bukit kurfa indah berhias hijau, ungu, cokelat, hitam, putih, kuning dan merah, Dan merah muda berubah menjadi garis hitam bersiul.
Tanjakan menggemaskan tenggelam dalam hitam dan hampir tak terlihat.
Tetap Dingin sekaligus hangat air berselimut kabut tipis Berhias ikan gemulai menggoda.
Lalu fajar pun tiba,
Tak sadar tumbuhan hijau berhias kristal-kristal bening sedikit putih dan dingin, mencoba bermain dengan kaki dan tangan.
Menyengat dan harum udara kala itu.
Hangat tubuh berganti dengan getar dingin menusuk, rasa hingga mati indera peraba.
Sang mentari tak mau membiarkan tubuh ini membeku.
Ia cepat muncul dari bukit kurfa indah.
Dan semua kembali berwarna dan bertambah kilauan kristal dingin.
Ingin selalu bertatap dekat.
Ingin selalu mendekap erat.
Ingin selalu bercumbu hangat.
Ingin selalu menyapa ingat.
Rasa kuberada diatas kabut putih.
Bercengkrama dengan hangat sinar mentari.
Terasa nyaman tak ingin kembali.
Belai hangat sekaligus sejuk terasa di pipi.
Sesak dada itu resiko.
Kulit terbakar itu kenangan.
Rambut menggumpal gimbal itu sapaan debu.
Tangan dingin membeku itu jabat sang udara.
Sungguh tak cukup hanya diskripsi singkat untuk ungkap cinta ini.
Sungguh tak mampu otak kiri menerjemahkan bahasa cinta ini.
Tipis awan,
Bukit kurfa indah,
Berselimut hijau, ungu, cokelat, hitam,
putih, kuning dan merah.
Dan merah muda.
Tanjakan menggemaskan,
Menyembunyikan mentari.
Lembah ditengah yang tak curam.
Dingin sekaligus hangat air berselimut kabut tipis.
Berhias ikan gemulai menggoda.
Ingin selalu bertatap dekat.
Ingin selalu mendekap erat.
Ingin selalu bercumbu hangat.
Ingin selalu menyapa ingat.
#TentangCinta
Setelah sekian lama,
Hingga mata pena berkarat.
Saat hati terguncang oleh keadaan,
Saat pedang kalam terhunus menantang.
Mulai terlukis kembali sajak sayat dini hari.
Kemungkinan yang telah terengah-engah lelah menanti kepastian.
Terus terhunus menantang,
Pasir-pasir kotor berserakan di otak kiri,
Selalu pagi menghianati.
Oh, sakit terasa setiap langkah yang berulang dalam lorong hitam, mulai melintas di benak dalam, berselingan rasa dosa yang terbayang remang-remang. Ya! Itu memang benar yang terpikir hanya satu lorong itu. Karena setelah sekian lama berubah menjadi kebutuhan. Rindu bibir mengering terengah-engah mencapai puncak lorpng hitam, lalu tertidur di lorong hitam berselimut rumput hitam sedikit tajam menggores tipis tapi hangat menyapu.
Sirna rasa kelam menggebu.
Sirna rasa sakit terhianati.
Sirna rasa penuh kelabu.
Sirna rasa sakit hati ini.
Saat itu cinta pun mengerti tanpa terucap oleh bibir dengan kulit ari terkikis udara dingin merekah merah perih.
Saat itu cerita bersemi dalam, hingga kebohongan terkuak tanpa dipaksa.
Saat itu cinta berseri memerah indah, hangat, keemasan, dan kadang merah muda.
Saat itu cerita bersemi sedalam palung, hingga cerita masa depan mulai tertulis tegas, benar-benar tegas. Hingga terkecap berulang kali kata-kata suci.
Oh begitu rindu, bukan sajak pilu.
Sebenarnya sajak penuh warna, bukan hitam saja.
Ya! Aku butuh lorong hitam dengan berselimut rumput hitam menyayat tipis.
Ya! Hanya satu lorong hitam itu.
Memang sendiri itu perlu.
Bahkan riuh berisik pun terasa sendiri.
Diam dan berkontemplasi sedalam palung.
Ya, melelahkan! Karena terbiasa bersama belahan hati.
Memadu gejolak otak dan hati.
Sedikit mengikis kesehatan jasmani.
Lelah bersama lebih ringan terasa.
Lelah sendiri berkontemplasi seperti lelah tidak bertepi.
Ya, saya mulai sadar kebutuhan akan engkau zahraku.
Memang salahku tak menghiraukan kasihmu.
Ya, saya mencintaimu.
Kemarin, saat ini, esok, dan selamanya; hanya engkau zahraku.
Mustahil logiskan rasa cinta.
Mustahil memprosentasekan rasa cinta.
Lalu apa itu cinta.
Zat macam apa?
Mungkin memang tak terjelaskan.
Hanya terasa.
what about one heart?what about one love?
Sepi bukan berarti tanpa arti..
Luka
bukan berarti harus kecewa..
Bukan hanya terlewatkan dan dilewati..
Yakin perjalanan itu penuh warna..
Aku adalah bajumu.
Mengetahui indahmu
dan burukmu.
Menutup aibmu adalah tugasku.
Menampilkan indahmu
adalah tugasku.
Penguasa Malam bukan gelap dan sunyi...
Penguasa Malam itu Rindu ingin bertemu...
Bukan berat awal berangkat.
Terbiasa
ringan bukan jerat.
Lampau makin serasa singkat.
Pernah
terjerembab bukan menyingkat.
Sepi bukan berarti tanpa arti..
Luka
bukan berarti harus kecewa..
Bukan hanya terlewatkan dan dilewati..
Yakin perjalanan itu penuh warna..
Janji bukan pinta..
Bagi bukan kasih..
Semua bukan ini..
Sisi bukan cermin..
Jalan bukan tujuan..
Laku bukan harapan.. ♥
About Me
Tulisan Populer
-
hei lihat ombak besar yang menghempaskan batu karang, aku tahu, ketika ku mengatakan rindu, engkau sebagai batu karang itu.
-
Biasanya ketika aku memunculkan gagasan baru aku ingin mendengar komentarmu, tapi kali ini aku tidak ingin mendengar komentarmu, karena aku ...
-
Memang sendiri itu perlu. Bahkan riuh berisik pun terasa sendiri. Diam dan berkontemplasi sedalam palung. Ya, melelahkan! Karena terbiasa...
-
Aku berharap hujan datang, agar bersih jejak abu-abu. Tapi aku tidak ingin menghilangkan apa yang ada, Biar saja air hujan menyegarkan, mu...
-
Yaa dan beberapa sisi lain baik terlewatkan. Beberapa sisi lain buruk selalu tertutup rapih. Terungkap setelah berlalu dan hampir tenggela...
-
Senja kini tak lagi istimewa kecuali bagiku untuk bunda, Dan kamu tau, senja adalah rasa rindu, Kini aku lebih suka dini hari dan pagi, ka...
-
Biarkan saja pelangi - pelangi itu, meraka sangat setia menunggu matahari, meskipun mereka sirna ketika matahari muncul sempurna. Atau tu...
-
Lama pena ini tak ditorehkan, Sejak masa transisi itu, Kini aku mulai menikmati dinamika ini, Dinamika kehidupan yang Tuhan berikan. San...
-
Aku hanya ingin bercerita tentang kehidupan berumah tanggaku, entah aku kurang beruntung atau aku memang kurang kaya, haha. Istriku menuntut...
-
Dalam bahasa Jawa, angka 11 tidak disebut sebagai 'sepuluh siji', 12 bukan 'sepuluh loro', 13 bukan 'sepuluh telu'...
Label
- -
- Cover belakang
- Edisi Khusus
- Pena silver
- Ramadhan
- Tentang Cinta
- Tentang Hati
- Tentang Jawa
- Yin Yang